Selamat Datang Di Website PKH Kecamatan Botolinggo Kabupaten Bondowoso Jawa Timur

Giat PKH

Giat PKH
Bersama Petugas Kecamatan

Wednesday 9 September 2015

Kajian Berfikir : "Kemiskinan Beserta Segala Atributnya"

Kemiskinan pada abad pertengahan telah melalui berbagai penelitian oleh para ahli dibidang ekonomi, sosiologi, antropologi, sejarah, dan berbagai bidang lainnya. Berbagai pola pemikiran dicoba untuk dirangkaikan satu sama lain dengan tujuan agar permasalahan kemiskinan diberbagai negara dibelahan dunia bisa diatasi dengan segera, tepat, dan efisien. Namun pada akhirnya, setiap teori yang bermunculan hingga detik ini, bisa ditarik satu benang merah yang merujuk kepada pengertian kemiskinan secara umum. Pengertian tersebut dapat di simpulkan bahwa hilangnya atau kurangnya kesempatan seseorang baik individu ataupun secara komunitas untuk mendapatkan pelayanan pada batas minimal sehingga kondisi individu/komunitas tergolong kekurangan dan tidak layak menurut ukuran/standar tertentu yang telah disepakati bersama.

Kondisi ini dapat berlangsung sesuai rentan waktu yang sudah ditentukan, sehingga penggolongan individu tersebut telah memenuhi persyaratan yang sudah ditentukan sehingga status sosial sebagai penyandang masalah kesejahteraan sosial telah melekat secara otomatis. Kemiskinan dengan berbagai macam sebab serta dampak negatif yang ditimbulkan sudah menjadi barang yang tak prestis lagi. Karena saat ini kemiskinan terjadi akibat mayoritas kondisi perekonomian ditiap-tiap negara mengalami kemerosotan. Saling berebut sumber daya yang bersifat ekonomis menjadi salah satu penyebab rusaknya tatanan ekonomi suatu negara. Saling pengaruh dan mempengaruhi penguasa satu dan lainnya, menyebabkan pengeluaran yang tidak sesuai dengan perencanaan keuangan negara, sehingga anggaran yang seharusnya digunakan untuk menciptakan lapangan pekerjaan baru teralihkan, masyarakat usia produktif pada akhirnya menggeser peran masyarakat golongan yang menjelang  Akhir produktif sehingga terjadi pengangguran sebelum waktunya. Termasuk juga tidak adanya wadah untuk menampung masyarakat usia produktif baru diakibatkan minimnya lapangan pekerjaan sehingga penambahan jumlah penganggguran tiap tahunnya meningkat drastis.

Bangsa yang besar adalah bangsa yang mampu menyediakan lapangan pekerjaan 3 kali lebih banyak dari pada masyarakat usia produktif. Hal ini diasumsikan bahwa tahapan pergeseran nilai produktifitas suatu tenaga kerja berjalan sesuai dengan proses2 yang harus dilewati. Sehingga tidak terjadi pemutusan hubungan kerja dipertengahan proses memaksimalkan nilai produksi yang sedang terjadi. Sistem pemerintahan baik negara maupun swasta harus memaksimalkan kemampuan personal dari masing-masing individu dalam masyarakatnya, sehingga beban negara tidak terlampau besar bahkan mampu diatasi dengan kinerja maksimal yang ada.

Bahwa fakta yang terjadi adalah, negara belum mampu mengolah/memanagement kemampuan individual masyarakat sehingga terjadi ketimpangan sosial, pendidikan, kesejahteraan, dll. Masyarakat kebanyakan memiliki waktu luang dari 24 jam perhari rata-rata hanya digunakan antara 3-5 jam perhari. Ini menandakan bahwa masyarakat menimbulkan beban yang relatif sangat tinggi bagi negara. 

Pola penerapan sistem kerja terukur sehingga tepat guna bagi masyarakat sendiri maupun negara sangat diperlukan. Pemerintah perlu menerapkan sistem kerja terukur deng pola pengawasan yang terpantau. Sehingga negara bisa mengurangi bebannya, menghemat anggaran belanja, dan mengalihkan anggaran yang kurang produktif kepada perluasan lapangan pekerjaan tanpa harus meminta investor asing menanamkan modal di dalam negeri.

Yang pada akhirnya kemiskinan bisa tergraduasi secara optimal dan berangsur angsur beralih kepada kecukupan akan status sosial, kesejahteraan, kesehatan, pendidikan serta lain-lain.

0 comments :

Post a Comment